Praha die Goldene Stadt
(pemandangan kota Praha dari atas Petrin tower)
Dua minggu setelah lebaran, saya dan teman saya mengunjungi Praha, Ibukota republik Ceko. Negara yang terletak di sebelah timur Jerman. Praha adalah salah satu kota warisan budaya UNESCO. Perjalanan kali ini kami tempuh dengan bus, berangkat dari Munich jam 06:00 dan kembali lagi jam 04:00 keesokan harinya. Dengan tiket yang cukup murah, yaitu EUR 25 per orang. Kami akan diantar ke stasiun pusat kota Praha, selanjutnya berjalan jalan sendiri dan berkumpul kembali di tempat yang sama malam hari jam 21:00.
(National Museum)
Penelusuran kami pertama adalah National museum. Kami tidak memasukinya, mengingat waktu yang terbatas. Kami hanya berfoto di halaman dan megintip dari pintu masuk museum tersebut. Selanjutnya kami berfoto di depan patung St. Wenceslas di daerah Wenceslas square, di seberang national museum. Dari sana kami meyusuri jalan, memasuki beberapa toko cenderamata. Duh, baru datang sudah belanja. Kami lanjutkan perjalanan menuju Dancing house, sebuah gedung yang bentuknya unik. Lalu ke gedung pertunjukan Rudolfinum, serta areal Čechův most (jembatan), dimana teman saya bermain sepeda air sementara saya dan teman saya lainnya menelusuri tepi sungai dan menjelajahi tepi sungai dan kawasan kota tua. Di ujung jembatan tersebut, terletak bukit yang sangat terkenal, yaitu bukit Petrin, tujuan kami selanjutnya.
Di atas bukit terdapat bangunan, kebun bunga dan buah peninggalan raja Charles IV, serta tower tempat kami bisa menikmati pemandangan kota Praha dari puncak tertinggi. Saat kami akan mendaki bukit itu, kami tersentak dengan patung-patung manusia, ada yang utuh dan ada yang beberapa bagian tubuhnya terpotong-potong. Dari keterangan yang ada di sekitarnya (berbahasa Ceko), kami interpretasikan patung-patung ini sebagai bagian sejarah komunisme di Ceko. Wah mirip di Lubang buaya atau di Kentungan nih, pikir saya. Untuk mendaki bukit, bisa dilakukan dengan cable car atau berjalan kaki. Kami-pun memilih untuk berjalan kaki, ternyata cukup jauh juga. Benar, ternyata sesampainya di puncak bukit itu, terdapat taman bunga mawar yang indah dan tertata rapi. Konon dulu ini adalah bangunan serta kebun anggur dan kebun bunga kesayangan Raja Charles IV. Taman ini dipenuhi anak-anak yang asik bermain, serta orang dewasa yang berpiknik. Tampak di kejauhan Petrin tower, sebuah menara tempat kami bisa menikmati keindahan Praha dari puncak tertinggi.
Kami pun menuju Petrin tower, membayar tiket masuk. Petrin tower, konon terinspirasi dari menara Eiffel, dan dibangun pada tahun 1891. Menara ini memang sangat mirip dengan Eiffel. Bantuknya oktagonal dengan lift berada di tengah, serta dua anak tangga di sisi pinggirnya masing-masing untuk naik serta turun. Kami bisa naik dengan lift atau berjalan menaiki anak tangga. Kami putuskan untuk menaiki anak tangga, agar bisa sambil menikmati deti demi detik pemandangan kota Praha dari ketinggian berbeda. Setelah menaiki ratusan anak tangga, sampailah kami di dek atau area pandang tertinggi, wow subhanalah keren sekali pemandangan sore itu. Kota Praha dengan cuaca cerah tampak sangat indah. Puluhan jepretan saya mainkan dari kamera saya.
Jam 16.45 kami turun dari area Petrin tower, menuju Prague castle, sebuah kastil terbesar di dunia dengan luas 45 hektar. Jalanan di Praha masih terbuat dari batu, bangunan kuno-pun masih bertebaran dimana-mana. Untuk menuju kastil ini kami berjalan kaki, dan menaiki anak tangga yang berjumlah ratusan. Didekat tanjakan menuju kastil, ada sebuah gereja yang sangat terkenal, namanya St. Nicholas. Saat lelah, kami pun beristirahat dan menikmati secangkir kopi, sebelum melanjutkan pendakian anak tangga menuju pelataran kastil. Sesampainya di pelataran kastil, tampak terbentang pemandangan kota Praha yang begitu cantik. Ya, kastil ini terletak di perbukitan. Kami pun segera menjelajahi pelataran kastil tersebut. Kami memutuskan untuk tidak masuk, karena waktu kami yang terbatas, serta luas kastil yang terlampau besar untuk dijelajahi, alhasil hanya berfoto di depan kastil. Tepat jam 17.30 kami menuruni anak tangga dengan arah yang berbeda dari saat kami datang. Nampak di kejauhan, jembatan yang sangat terkenal itu, Charles bridge, tujuan kami selanjutnya.
Tampak pula dari kejauhan, polisi sibuk mengatur lalu lintas, memasang barikade jalan, kami-pun bertanya, ada apakah gerangan. Hari itu ada lari maraton di Praha, sehingga beberapa jalan ditutup. Kami terhenti sebentar di depan katredal, kalau tidak salah namanya St.Vitus, disana orang berbondong masuk karena akan ada pertunjukan orkestra. Saya dan teman saya hanya berhenti sebentar dan melanjutkan perjalanan. Kami bergegas menuju Charles bridge, melewati daerah Mala strana yang sangat kuno dan khas. Jembatan Charles atau Charles Bridge. Sesuai dengan namanya, jembatan ini didirikan saat pemerintahan Charles IV pada tahun 1357, dengan menyusun batu-batu. Pada masa selanjutnya di kedua ujung jembatan dibangun tower (Mala strana bridge tower), serta dipasang patung-patung santo di atas jembatan. Jembatan ini meenghubungkan dua bagian kota yang dibelah oleh sungai Vlatava. Di atas jembatan, pengunjung dapat menikmati keindahan kota, kastil, petrin tower, lock bridge serta berbagai macam seniman lukis dan musisi jalanan yang berjajar dan beraksi di atas jembatan. Sesuai pesan teman saya, saya berhati-hati saat melintas jembatan ini, konon katanya banyak copet berkeliaran.
(River, riew from Charles bridge)
Lepas dari jembatan kawasan jembatan Charles, perut kami sudah tidak mau kompromi. Jam sudah menunjukkan pukul 18.00. Kami segera mencari restoran halal. Ya, alhamdulillah ketemu restoran Kebab turki. Setelah melahap semua pesanan, kami segera menjelajahi kawasan old town square, tentunya ke Astronomical clock. Kawasan itu sudah sangat ramai. Konon setiap satu jam sekali akan ada pertunjukan dari jam tersebut, mirip di kawasan Marienplatz Munich. Namun saya hanya mengambil foto dan bergegas melanjutkan perjalanan.
Kawasan tersebut makin ramai saja. Ternyata jalanan di kawasan tesebut dipakai juga untuk maraton, dan beberapa diberi barikade, bahkan dibuat jembatan di atas jalanan tersebut untuk melintas pengunjung. Suasana malam itu semakin ramai saja. Kami bergegas kembali ke area National Museum, dan menuju stasiun pusat, tempat rombongan kami berkumpul jam 21.00 untuk kembali ke Munich. Ternyata mengelilingi Praha dalam waktu seharian belum cukup, masih banyak objek yang ingin saya kunjungi seperti sinagog, new royal palace, john lenon wall, serta menikmati suasana malam di Praha dengan tidak terburu-buru. Tunggu saya musim semi tahun depan, insha Alloh.
Referensi :
http://www.praguewelcome.cz/en/