New Life in Munich
Hari ini adalah hari ke tiga saya di Munich. Hari ini hari Minggu. Siang ini saya diajak oleh temen saya untuk menghadiri acara pengajian mingguan di komunitas bernama Pengajian Masyarakat Muslim Muenchen (PM3), di Machtlfingerstrase 10. Ternyata hidup di Negara maju memang harus punya akses internet. Pertama harus cek ramalan cuaca, agar tidak salah kostum. Kedua cek jadwal kereta/bus. Ketiga cek peta lokasi tempat yang akan dikunjungi, agar tidak salah arah. Dengan sistem transportasi yang sangat teratur, saya dapat memperhitungkan waktu tempuh perjalanan. Biasanya hasil pencariannya pun ada beberapa alternatif rute, maupun alternatif moda transportasi seperti U-Bahn (underground line), S-Bahn, tram ataupun bus. Akhirnya saya sampai juga di tempat pengajian. Bangunan tersebut adalah sebuah apartemen yang disewakan untuk berbagai kegiatan seperti yoga, kelas dansa, sikh, masjid afganistan dan tentunya masjid Indonesia.
Siang itu, para orang tua tadarus, serta ada pengajian dari Ustadz yang membahas pendidikan anak secara Islami. Sementara anak-anak ada kelas TPA. Setelah pengajian, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama dengan menu khas Indonesia, dan sholat Dzuhur berjamaah. Acara pengajian selesai pada pukul 15.00 CET.
Selesai acara pengajian saya naik kereta kembali ke apartemen. Belum banyak kegiatan minggu ini. Untuk mengisi kegiatan saya disarankan berjalan jalan di kota, sambil jeprat-jepret memainkan kamera. Sore itu saya mengawali perjalanan foto-foto saya dari daerah Hauptbahnhof, stasiun pusat kota. Dari sana perjalanan berlanjut kearah Karlplatz (Stachus). Saya berhenti di daerah air mancur. Sore itu, cerahnya cuaca membuat orang-orang berjalan-jalan di kawasan tersebut. Perjalanan saya berlanjut ke Marienplatz melewati Kaufingerstrase, dengan deretan pertokoan merek terkenal. Kebetulan hari minggu ini took-toko tutup.
Nampak di beberapa toko ada musisi jalanan maupun art performer. Perjalanan saya lanjutkan ke Marienplatz. Suasana semakin ramai. Beberapa orang sibuk memotret patung emas Mary, rathaus (balai kota), serta Frauenkirche (church of our lady). Perjalanan saya lanjutkan ke Odeonplatz dengan melewati berbagai macam bangunan kuno. Di dekat perempatan, saya temukan ada musisi jalanan yang memainkan lagu yang sangat easy listening, keren banget! Setelah puas mengelilingi kawasan kota tua, akhirnya saya kembali ke apartemen profesor saya.
Mulai malam itu saya menngumpulkan berbagai informasi tentang cara transfer uang dari Jerman ke Indonesia, serta bertelepon dengan koneksi internet. Ternyata lebih murah transfer uang dengan moneybookers dibandingkan lewat bank. Untuk urusan berkomunikasi-pun, tidak hanya skype, tapi ada beberapa pilihan seperti webcalldirect, cara mengisi pulsanya pun ada berbagai metode seperti Paypal maupun Ukash. Ada beberapa hal yang selama ini tidak tahu, menjadi terpaksa tahu. Sekolah di luar negeri tidak hanya belajar hal-hal akademik, tapi juga banyak hal. A new life!
Further info:
http://www.wetter.de/wettervorhersage/49-7464-81/wetter-muenchen.html
http://webcalldirect.1888usa.com/
http://www.ukash.com/de/de/home.aspx
https://www.moneybookers.com/app/