Tierpark Hellabrunn: Münchner Tierpark Hellabrunn
Kebun binatang. Objek wisata ini identik dengan kunjungan wisata anak sekolah dasar. Ngapain kesana? Itu, pertanyaan pertama teman saya saat saya bercerita bahwa saya mau berkunjung ke kebun binatang Munich, Tierpark Hellabrunn. Bagi saya berwisata ke kebun binatang tidak hanya dilakukan oleh anak kecil. Pada dasarnya saya suka berpetualang dan menikmati keindahan alam. Saya penasaran dengan koleksi satwa di negara-negara lain, dan ingin melihatnya secara langsung.
Tahun ini, Tierpark Hellabrunn merayakan ulang ahunnya yang ke-100. Sebelum kesana, saya sempatkan untuk searching di http://www.tierpark-hellabrunn.de/. Ternyata tiket masuknya cukup mahal yaitu 11 Euro untuk orang dewasa dan 6 Euro untuk anak-anak. Tapi hal ini tidak menyurutkan niat saya untuk kesana. Seminggu lalu, saya ke Isar yang berada tak jauh dari kebun binatang ini. Kali ini saya memutuskan naik underground line U3, dan turun di stasiun Thalkirchen, yang berjarak hanya 300 meter dari kebun binatang ini. Padatnya pengunjung sudah terlihat sejak di kereta. Saat perjalanan dari stasiun kereta ke kebun binatang ada beberapa hal unik yang saya temukan, antara lain pengamen jalanan yang membawakan music latin, serta lock bridge yaitu gembok cinta yang terpasang di jembatan sungai Isar menuju kebun binatang.
Setelah membeli tiket, saya mulai petualangan saya di kebun binatang, yang katanya salah satu terbaik di Eropa. Petualangan saya di taman dengan koleksi satwa 7000 ini saya mulai di areal satwa Amerika. Beberapa satwa seperti serigala, bison dan burung-burung khas benua Amerika ada di sini. Selanjutnya saya beranjak ke areal Eropa, disini saya tertarik dengan beruang besar. Perjalanan saya lanjutkan ke areal Asia, banyak hewan yang sudah sering saya temui berada disini, misalnya koleksi Banteng dari Jawa, serta Tapir, serta harimau Himalaya. Saya menuju ke areal Afrika, bertemu dengan beberapa satwa seperti Singa Afrika, Zebra, Jerapah, serta Burung Unta. Yang paling saya tunggu adalah koleksi satwa kutub, Pinguin, Beruang Kutub serta Walrus. Subhanalloh indah sekali. Satwa-satwa tersebut dikondisikan sebagaimana habitat aslinya, yaitu di kolam khusus mirip aquarium.
Ada beberapa area yang belum saya kunjungi yaitu taman primata, taman burung, kawasan Australia, Asia Barat, taman reptil dan taman aquarium. Lelah juga berkeliling kebun binatang. Saya putuskan beristirahat di taman dekat kawasan satwa kutub. Berlanjut ke kawasan primata, saya temukan beragam satwa seperti orang utan dari Indonesia bersama beberapa jenis primata yang saya lupa namanya. Akhirnya saya bisa melihat langsung hewan bernama Kanguru serta hewan khas Australia lainnya. Gajah India, Jerapah serta Unta berada di kawasan yang berdekatan. Dari sana saya bergegas ke taman aquarium yang memuat beragam ikan termasuk Piranha, serta taman reptile yang antara lain koleksinya adalah ular dari berbagai penjuru dunia. Terakhir saya masuk ke taman burung, dengan berbagai koleksinya, dan saya pun mengakhiri petualangan saya dengan menyapa ratusan Flamingo. Berwisata ke kebun binatang mengingatkan saya akan praktikum saat pelajaran biologi SMP dan SMA, serta riset dengan hewan uji yang pernah saya lakukan. Indonesia, yang kaya dengan keanekaragaman satwa seharusnya bisa punya kebun binatang yang tertata rapid an berkelas internasional. Saya tidak kapok berkunjung ke kebun binatang, target terdekat adalah Berlin zoological garden, serta Schonbrunner Zoo, Austria, semoga.
Sumber :
http://www.ratestogo.com/blog/best-zoos/
http://www.eupedia.com/europe/zoological_gardens_europe.shtml