Europa I’m coming…..
Setelah tertunda beberapa kali karena visa yang tak kunjung jadi, juga beberapa hal kecil, akhirnya kepastian tanggal keberangkatan ke Jerman pun datang juga. Tidak pernah terbayang untuk tinggal di kota dimana saya tidak kenal sama sekali dengan penduduknya, kecuali lewat dunia maya. Awalnya sempat ragu untuk menjalani hidup di kota ini. Kota dimana selama 3 tahun ke depan aku akan menjalani masa tugas belajar. Dengan niat ibadah akhirnya keraguan itu pun sirna. Alhamdulillah, melalui perantaraan seorang kolega, akhirnya ada kenalan yang didapat lewat facebook.
10 Mei 2012, dengan pesawat Garuda Indonesia, aku meninggalkan Jogja, terbang ke Cengkareng, berganti pesawat yang nantinya akan membawa saya ke Jerman. Cepat sekali rasanya perjalanan Jogja-Cengkareng sore itu. Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta, saya bergegas menuju terminal internasional. Setelah melewati berbagai tahapan mulai check in, imigrasi sampai memasuki ruang tunggu, akhirnya saya pun memasuki pesawat yang akan membawa saya ke Qatar. Saya berharap teman sebelah orangnya asyik untuk diajak ngobrol, setidaknya bisa bertukar pengalaman dan mendapatkan ilmu baru.
Ternyata teman duduk sebelah adalah seorang karyawan sebuah perusahaan telekomunikasi yang akan ditugaskan untuk mengikuti pelatihan selama 2 minggu di Qatar. Teman sebelah saya ini ternyata orangnya asyik diajak ngobrol. Dia berasal dari Malang, Jawa Timur, beberapa kosa kata Jawa Timuran-pun saya keluarkan. Sekedar informasi bahwa saya pernah tinggal di Pasuruan, Jawa Timur selama 2 tahun saat bekerja di salah satu industri farmasi. Dari obrolan kami, saya peroleh informasi bahwa teman sebelah saya ini sering ditugaskan oleh perusahaan tempatnya bekerja ke berbagai penjuru dunia untuk pelatihan singkat selama 1-2 bulan. Satu hal yang dapat dipelajari darinya adalah harus cepat beradaptasi dimanapun berada dan harus cepat belajar dengan sesuatu yang baru. Kami pun berpisah sesampainya di Doha. Saya harus ke terminal 2 sementara teman sebelah saya harus keluar bandara, menuju kota Doha.
Bandara Doha merupakan salah satu bandara Internasional besar yang pernah saya kunjungi. Dibandingkan dengan Soekarno Hatta dan Ngurah Rai, bandara ini masih lebih bersih dan rapi. Namun menurut saya bandara Doha masih kalah bersih dan rapi dibandingkan dengan Bandara Kansai. Akhirnya 3 jam transit dilalui dengan window shopping di duty free area bandara. Pesawat Qatar airways membawa saya terbang ke München pada jam 08.30 waktu setempat. Perjalanan semakin seru karena pemandangan yang terlihat dari jendela pesawat.
Tepat pukul 14.20 waktu München, pesawat Qatar Airways mendarat di Franz Josef Strauss International Airport. Siang itu sangat cerah, matahari bersinar terang, dengan suhu udara yang bersahabat dengan kisaran 28 derajat celcius. Sejenak terasa sejuknya angin berhembus diantara teriknya sinar mentari. Saya ikuti langkah orang-orang menuju ke tempat klaim bagasi. Alhamdulillah semuanya lancar, koper saya yang berwarna merah terang langsung dapat terlihat dari kejauhan, dan segera saya ambil. Saya segera menuju pintu imigrasi. Disana bagasi diperiksa dan saya di-interview oleh petugas imigrasi. Saya praktekkan sedikit kemampuan berbahasa Jerman kepada petugas imigrasi itu, dan tak sampai 5 menit pemeriksaan bagasi-pun selesai.
Saya menuju ruang tunggu diluar pintu keluar. Sebelumnya saya telah janjian dengan supervisor saya untuk bertemu disana. Setengah jam menunggu akhirnya dia datang juga bersama salah seorang post doc. Kami pun bergegas menuju tempat parkir. Mercedes-Benz sporty berwarna merah sudah menanti kami, cocok sekali dengan koper dan T-shirt saya yang juga berwarna merah. Obrolan ringan-pun menemani perjalanan kami. Ternyata München jauh dari bayangan saya, hampir sangat sulit menemukan bangunan tinggi. Saya sengaja diajak melewati jalan-jalan utama dan hot spot wajib di München seperti Allianz Arena, Olympiazentrum, BMW welt, serta beberapa bangunan yang saya tidak ingat namanya. Akhirnya kami sampai di laboratorium tempat saya akan menempuh studi. Saya diperkenalkan dengan lab member dan staf administrasi. Setelah itu saya dibawa ke apartemen profesor saya, diajak ke stasiun kereta bawah tanah terdekat untuk diajari bagaimana membali tiket, serta berbelanja di supermarket terdekat. Capek, jet lag dan tidak karuan rasanya, tapi alhamdulillah. Europa I’m coming…