Hamburg, kota pelabuhan, kota reunian
Hamburg, kota ini terdengar di telinga saya untuk pertama kali juga pada saat pelajaran IPS di SD dulu. Kota ini terkenal sebagai kota pelabuhan terbesar di benua Eropa. Kami berangkat dari Bremen siang hari setelah makan siang dan tiba di Hamburg sore harinya. Jalanan cukup macet mengingat saat liburan panjang natal dan tahun baru banyak orang berlibur dan pulang ke kampung halamannya. Selama di Hamburg, saya tinggal di apartemen temen saya, sedangkan dia tinggal bersama orang tuanya di rumah Omnya, konon ada acara reuni IPTN disana.
Sore itu setelah sholat Magrib, saya mulai petualangan saya di Hamburg dengan mengunjungi Hauptbahnhof yang menurut saya lebih besar dan teratur dibandingkan Munich. Saya lanjutkan petualangan saya di Alterswan, Rathaus serta Gänzemarkt. Jam 19.00 saya harus menuju ke apartemen teman kuliah S1 saya, di daerah dekat Uni Hamburg. Kebetulan dia kuliah di Uni Hamburg. Malam itu ceritanya kami reunian. Dia dan suaminya memasak opor ayam lengkap dengan sambal khas Indonesia.
Paginya saya menelusuri pelabuhan Hamburg. Dimulai dari Hafencity, lalu menuju kawasan perkapalan kuno, dan Landungsbrucke. Mendekati jam 10.00 saya menuju ke Miniatur wunderland. Cerita tentang Miniatur Wunderland akan saya buat secara terpisah. Perjalanan saya lanjutkan ke Imtec Arena, stadion kebanggan kota Hamburg. Agak kecewa karena tidak sebagus Allianz Arena. Dari sana saya lanjutkan perjalanan ke Altona, ingin melihat pasar ikan, namun sayang tutup karena pasar tersebut hanya buka setiap hari Minggu. Tak apalah, yang penting bisa melihat kawasan itu dari dekat. Saya putuskan untuk menaiki kapal dari Altona ke halte lain sambil menikmati pemandangan. Saya menuju kawasan warehouse alias kawasan kontainer. Saya mainkan kamera saya. Tak lupa saya abadikan suasana senja di pelabuhan.
Malamnya saya mendapat undangan makan malam dari teman sekelompok praktikum saya saat kuliah S1 dulu. Kebetulan dia menikah dengan orang Jerman dan tinggal di Berlin, hanya saat ini dedang mudik di rumah orang tua di Hamburg. Sebenarnya di luar kota Hamburg. Saya agak malu karena datang terlambat, kesalahan saya waktu itu adalah salah transfer kereta. Malam itu saya makan malam bersama keluarga teman saya dan bercengkrama sampai jam 23.00. Saya harus pulang ke apartemen teman saya karena keesokan paginya saya akan melanjutkan perjalanan ke Berlin. Bagi saya Hamburg bukan saja kota yang eksotik dengan pelabuhannya, namun juga penuh kenangan karena dapat bertemu dengan teman-teman lama.