May
16
2012
--

Bismillah…

Sabtu, 12 Mei 2012 dibuka dengan hujan deras di München. Titik air hujan membasahi balkon apartemen profesor saya. Ya, sejak kemarin saya tinggal di apartemen profesor saya, tempat tinggal sementara sampai saya memperoleh apartemen pribadi. Meskipun hujan, saya tetap harus bersemangat. Pagi itu saya berbelanja ke Toko Asia. Hari ini saya memulai petualangan di Eropa.

Alhamdulillah, sebelum keberangkatan ke Jerman, ada kolega saya yang memperkenalkan dengan teman saat kuliah S1-nya. Alhasil saya banyak dibantu oleh teman baru saya itu, namanya Mas Roniyus (salah satu PhD student di München), walau baru lewat facebook dan email. Pagi menjelang siang, saya diajak oleh Mas Roniyus  salah satu jamaah ke Pengajian Masyarakat Muslim München (PM3). Saya bertemu dengan masyarakat Indonesia, tak hanya pelajar namun juga pekerja yang menetap disini. Sepekan sekali PM3 mengadakan pengajian, setiap hari Ahad di Masjid Indonesia, Machtlfingerstraße 10, München.

Hari Senin, 14 Mei 2012, hari pertama saya ke kampus.  Saya harus cepat beradaptasi dengan suasana baru. Saya tanya ke orang-orang di lab, termasuk supervisor saya, apakah ada pelajar muslim di lab sebelumnya, ternyata belum pernah ada. Saya pun bertanya lagi, dimana tempat saya bisa beribadah, supervisor saya menganjurkan saya sholat di perpustakaan kecil di lab, dia malah meminjamkan kunci perpustakaan mini tersebut, dan membolehkan saya beribadah disana. Sholat bukan hal aneh bagi supervisor saya ini, dulu saat ia menjadi PhD student, dia punya temen muslim dari Tunisia, sehingga sudah hapal dengan seluk beluk peribadatan umat Islam, termasuk sholat Jumat dan puasa.

Selasa siang, ketika saya berwudlu di toilet, saya bertemu dengan seorang pelajar. Jika dilihat dari wajahnya, sangat khas timur tengah, namun saya tidak mau berandai-andai karena dugaan saya bahwa dia muslim bisa keliru. Selepas wudhu, saya memasuki ruangan perpustakaan mini untuk melaksanakan sholat Dzuhur. Saya bingung, ternyata saya lupa meminjam kunci, wah bagaimana kalo nanti tiba-tiba ada yang masuk. Seketika, datanglah pelajar yang bertemu saat saya berwudhu tadi. Melihat saya bingung, dia menawarkan bantuan. Saya hanya menjawab perlu ketenangan untuk beribadah, ternyata dia langsung mengerti maksud saya dan menunjukkan arah kiblat. Ternyata dia adalah master student yang sedang magang di lab saya. Dia berasal dari Mesir, tinggal di München bersama istri dan anaknya. Sejak saat itu kami sering sholat berjamaah, walaupun tempatnya di basement gedung. Kami juga sering pergi sholat Jumat bersama ke Masjid Darul Quran yang ditempuh 24 menit dengan kereta bawah tanah. Alhamdulillah, saya masih bisa menikmati sholat berjamaah. Petualangan saya di Eropa diawali dengan menemukan komunitas muslim. Semoga ini menjadi awal yang indah.

Written by adam_apt in: Islamic corner |

Powered by WordPress. Theme: TheBuckmaker